Tuesday, October 30, 2012

Interview: Daniel Mardhany of DeadSquad



Wawancara dengan Daniel Mardhany, vokalis band Technical Death Metal asal Jakarta, DeadSquad, di backstage Hai Day 2012. Teks dan foto: Alvin Bahar . Pertama kali diposkan di Hai-Online.

Gimana pendapat lo mengenai Hai Day Honda Brio 2012?
Seru, rame banget. Nggak nyangka juga bakal se-rame ini. Band yang diundang juga variatif, mewakili anak muda banget deh.
Jadi Hai Day perlu diadain lagi nggak?
Perlu, kayaknya setahun sekali harus ada Hai Day. Banyak band yang belum tampil di Hai Day!
Menurut lo, apakah Hai masih mewakili generasi muda?
Masih, meskipun menurut gue dulu sempat nggak mewakili. Tapi sekarang Hai udah mewakili suara generasi muda lagi.
Tawuran sempat terjadi lagi di generasi muda, menurut lo gimana sih supaya generasi muda nggak tawuran lagi?
Tawuran itu nggak penting banget, mendingan anak muda yang suka tawuran, bikin band dengan musik keras aja. Supaya kemarahan dan adrenalinnya tersalurkan.
Emangnya lo pas muda ngapain aja sih?
Duit gue pas SMA abis buat beli kaset, hahaha. Dulu gue juga sempat ngejar konser Pure Saturday! Meski konsernya nggak begitu bagus waktu itu, tapi rasa penasaran gue ngalahin segalanya, maklum deh anak mudah, Hehehe...
Ada nggak pengaruh Hai di masa muda lo?
Waktu SMP gue kenal band-band metal semacam Slipknot dari Hai, banyak juga band punk yang gue kenal dari Hai. Hai juga sering bantu DeadSquad!
Jadi, DeadSquad sekarang lagi sibuk apa aja?
Manggung. Ini gue udah 5 hari nggak pulang, kita abis dari Bali dll. Kita juga lagi sibuk bikin album baru, udah 40% kelar nih.

Sunday, October 21, 2012

Review: Dirty Rotten LP dari D.R.I.



D.R.I adalah salah satu band thrash metal/crossover thrash yang paling penting abad ini. Tidak diragukan lagi, karena sejak debut albumnya (yaitu album ini) mereka sudah membuktikan diri bahwa mereka memang layak dipuja para penyuka musik keras. Album ini adalah "piagam pertemanan" antara musik hardcore dengan thrash metal. Jika bisa dua, kenapa hanya satu? mungkin hal inilah yang terpikirkan saat D.R.I. merekam album ini.

Adrenalin, kecepatan, energi, dan amarah adalah empat hal yang dapat saya simpulkan dari album ini. Lagu-lagu yang berdurasi tidak lebih dari satu menit (hanya ada 5 lagu yang berdurasi lebih dari semenit), riff gitar yang simpel dan tanpa basa-basi, drum yang sangat cepat ala metal, dan lirik bernuansa politik dan kehidupan sosial yang dinyanyikan dengan penuh amarah oleh Kurt Brecht menyempurnakan album ini.
Suara yang dihasilkan sangat kotor dan kasar, namun itu tidak mengurangi kenikmatan mendengar album ini. Menurut saya sound kotor dan kasar sudah cocok. Penyuka oldskool hardcore punk pasti mempunyai rasa yang sama.

Jangan lupakan artwork album ini: tengkorak dengan senapan dan seragam tentara, masuk ke sebuah kamar dengan pintu yang rusak dan latar belakang api peperangan. Seakan-akan ia datang ke kamarmu dan berteriak: "mari berperang!".

 Terakhir, ini adalah salah satu album tercepat yang pernah saya dengar. Sebuah masterpiece klasik hardcore/thrash metal yang sangat layak untuk dikoleksi jika kamu penggemar punk, metal, dan hardcore. Jangan lupakan juga penampilan mereka di Hammersonic festival 28 April mendatang!

Pertama kali diposkan di Hai-Online

Thursday, October 18, 2012

Interview With Kurt Brecht From D.R.I.


Salah satu interview musisi luar pertama saya sebagai jurnalis. Wawancara berlangsung saat D.R.I tampil di Hammersonic fest, 28 April 2012 lalu.

Ini show pertama lo di Indonesia, apa pendapat lo tentang fans D.R.I. disini?
Sangat liar dan keren. Gila aja, mereka disini seharian nungguin band-band metal favorit mereka nggak ada capeknya. Gue nggak nyangka acara metal bisa sebesar ini di Indonesia.
Selama disini, lo udah nyobain masakan Indonesia?
Yeah, selama di hotel kita makan makanan Indonesia.  Spicy banget.
Apa pendapat lo mengenai lalu lintas di Jakarta?
Horrible banget. Kalo gue tinggal disini, gue kemana-mana naik helicopter kali.
Berapa lagu yang D.R.I. mainkan malam ini?
20 lagu.
Apakah ada kemungkinan D.R.I. untuk kembali lagi kesini?
Gue kepengen banget. Fans kami disini keren semua.
Apa D.R.I. akan merilis album baru?
Gue nggak yakin. D.R.I. sedang sibuk 30th anniversary tour. Besok kita show di Malaysia dan besoknya lagi di Bangkok, Thailand. Belum yang di negara-negara lain.
Apa pendapat lo tentang Hammersonic?
It’s really great. Terorganisasi sangat baik, sound-nya juga bagus, band-bandnya keren, orang-orangnya juga baik.
Bagaimana dengan band-band metal Indonesia?
Yeah, beberapa dari mereka bagus. Gue suka sama yang vokalisnya cewek tadi (Dreamer). Sama yang lagi main sekarang, Burgerkill.


Pertama kali ditampilkan di Hai

Aku Bisa Diselamatkan



Kalo dibandingkan dengan pernak-pernik Koil yang dimiliki fans-fans Koil lain yang pernah saya baca di Lorong Zine terdahulu, bisa dibilang ‘keimanan’ saya kepada Koil masih belum ada apa-apanya. Saya Cuma punya satu Kaos dan satu CD yang sudah dilegalisir sama Otong Koil plus satu foto bersama Otong. Show Koil pun banyak yang saya lewatkan. Bahkan konser tunggalnya, juga saya lewatkan.
Tapi saya punya hal yang lebih penting yang diberikan oleh Koil kepada saya, yang mungkin tidak semua Koil Killer mendapatkannya. Koil merubah pola pikir saya. Saya dulunya adalah orang yang suka protes, suka komplain , waktu SMA pernah demo, kuliah (hampir) buat demo doang, suka ngatain band-band kayak kangen band, dll. Untungnya saya mulai aktif dengerin Koil sejak kelas 3 SMA (sebenernya udah denger sejak 2003, tapi belum ngefans). Kuliah saya jadi serius deh.. karena Koil mengajarkan saya untuk survive, bukan protes.
Buat apa kita protes kalo ga ada hasilnya? Mendingan kita belajar untuk menyelamatkan diri sendiri. Daripada protes tapi ga selamat? Begitulah kira-kira kalimat yang Koil ajarkan kepada saya. Lagian kalo protes cape, bikin gondok, cepet tua. Ya kan?
Selain itu Koil, terutama  Otong, juga ngajarin saya buat menghargai karya orang lain. Sebelumnya, saya Cuma suka musik metal-metal/rock gitu deh.. ngeliat ST12 & Ungu di TV, saya marah trus ngehina-hina mereka di Facebook, join grup anti band melayu, dll. Saya juga sempet kesel pas liat Koil kolaborasi sama Ahmad Dhani.
Tapi setelah baca “khotbah-khotbah” Otong di twitter, saya jadi sadar. Musik itu kayak makanan favorit, kalo kita suka jengkol tapi temen kita suka pete, apakah kita harus maksa temen kita tersebut untuk makan jengkol? Nggak kan? Lagipula, buat apalah kita menghina-hina band-band mainstream. Emangnya kita siapa?
Gara-gara si Otong pula saya jadi dengerin A-Ha. Sebelumnya saya anti sama musik-musik new-romantic kayak gitu, hahaha. Ya, anak-anak Koil itu meskipun di twitter bahasanya  suka aneh-aneh tapi kalo dicermati ada benernya juga.
Hmm.. apalagi ya? Wah sebenernya masih banyak sih yang bisa diceritakan tentang saya dan Koil ini. Tapi daripada menuh-menuhin halaman dan yang baca bosen.. udah segini dulu aja yah.

Ingat, kita dapat diselamatkan.

Dari Lorong #5

Netlabel: Solusi Musik Gratis, Berkualitas, dan Legal


Jika anda ditanya oleh orang asing bagaimana kondisi musik di Indonesia, apa jawaban anda? Kalau pertanyaan itu diajukan ke saya, saya akan menjawab musik Indonesia yang digemari masyarakat banyak itu ya seperti Kangen Band atau ST12, artis-artis sudah sulit menjual CD karena masyarakat lebih suka berlangganan lagu berdurasi 30 detik yang bernama RBT/NSP (atau mungkin karena harga CD mahal?), mendownload lagu atau album secara ilegal di internet yang ada banyak sekali jumlahnya, membeli album bajakan di lapak bajakan - yang ironisnya seperti dibiarkan saja oleh negara, atau mungkin meminjam CD teman lalu digandakan atau direkam ulang - itupun jika masih ada yang melakukannya - yang seakan-akan sudah menjadi “tradisi turun menurun”.

Lalu apakah ada solusi untuk masalah-masalah yang disebutkan diatas? Jawabannya tentu saja ada. Netlabel (ada juga yang menyabut online label, web label, MP3 label, atau download label) adalah solusinya. Netlabel adalah label rekaman yang mendistribusikan musiknya melalui format audio digital melalui internet. Sekarang sudah banyak bermunculan netlabel-netlabel lokal yang merilis album, EP, atau singel secara legal dan gratis seperti Yes No Wave Music, Inmyroom Records, Hujan! Rekords, Stone Age Records dan semacamnya. Genre yang ditawarkan pun bervariasi. Hampir semua jenis musik tersedia di netlabel-netlabel diatas.
Meskipun sebenarnya Tsefula/Tsefuelha Records, self-released label dari band Shorthand Phonetics berdiri pada tahun 2004, fenomena ini baru muncul pada tahun 2007 oleh Yes No Wave Music, sebuah netlabel dari Jogjakarta dan salah satu pelopor netlabel di Indonesia.

Sudah sepantasnya netlabel dan rilisan-rilisannya berkembang di Indonesia. Penjualan CD yang menurun drastis, akses jaringan internet yang sudah meluas ke berbagai daerah di Indonesia,  seringnya masyarakat mendownload musik ilegal di internet, dan fenomena NSP/RBT - yang justru merusak suatu karya seni - adalah beberapa alasannya.

Di netlabel-netlabel lokal ini anda bebas mendownload musik yang tersedia tanpa dipungut bayaran dan tentunya semuanya legal. Mungkin diantara anda ada yang berpikir “ah lagunya gratisan semua, paling cuma artis-artis kacangan, yang musiknya jelek, yang ngga daper label yang dirilis disitu”. Kata siapa? White Shoes and the Couples Company, Sajama Cut, Bottlesmoker, Frau, dan The Upstairs pernah merilis karyanya di netlabel. Redtheplaneet!!!, trio elektronik asal Belanda pun pernah merilis EP-nya di Yes No Wave.

Atau mungkin anda anti musik berformat digital? anda seorang kolektor CD? atau mungkin anda lebih sering mendengarkan musik di mobil atau CD player? Tenang, rilisan-rilisan netlabel ini rata-rata memiliki CD cover didalamnya. Jadi anda tinggal burn cd, print, potong, lipat, tempel, pamerkan ke teman dan keluarga. Bisa jadi sebuah koleksi yang menarik, dan melestarikan budaya do-it-yourself.

Di awal tahun 2011 ini, 5 netlabel lokal (Yes No Wave Music, Inmyroom Records, Stone Age Records, Hujan! Rekords, dan Mindblasting) bersatu untuk mengkampanyekan netlabel dengan merilis 5 kompilasi yang bisa didownload di situs netlabel masing-masing. Oh iya, FYI Mindblasting adalah netlabel asal Jember, Jawa Timur. Membuktikan bahwa netlabel sudah bisa masuk secara luas ke daerah-daerah di Indonesia.
Jadi, masih mau mengunduh musik secara ilegal?

Pertama kali diposkan di Kompasiana pada Maret 2011.